OMK Paroki Bunda Maria, Serui

OMK Paroki Bunda Maria, Serui
1

Sejarah Doa Rosario



Seperti diketahui doa rosario adalah doa tradisional Gereja (dan sampai sekarang terus dipelihara oleh Gereja Katolik) selama beberapa abad terakhir. Rosario bukanlah doa liturgi atau doa resmi Gereja, sehingga umat yang mendaraskannya tidak perlu terlalu memikirkan ''t...ata-tertib'' yang sudah ada sebagai warisan masa lampau. Dalam sejarah doa rosario, sampai lama sekali doa ''Salam Maria'' diucapkan sebagian saja, yaitu sampai dengan kata "... buah tubuhmu Yesus ". Sekarang pun orang boleh berbuat demikian. Secara tradisional ditetapkan bahwa selama satu peristiwa rosario, doa ''Salam Maria'' harus diucapkan sebanyak 10 kali, dan bahwa doa itu lengkap bila jumlah peristiwanya lima dan ''Salam Maria'' diucapkan 50 kali. Namun tidak ada larangan untuk merenungkan satu peristiwa saja. Malah boleh dipastikan, bahwa lebih baik merenungkan satu peristiwa rosario dengan sebaik-baiknya, daripada menyelesaikan pendarasan doa ''Salam Maria'' sebanyak 50 kali tetapi dengan rasa jemu dan pikiran kosong. Dari sejarah perkembangan devosi diketahui bahwa sejak dahulu di tengah-tengah umat Kristiani berkembang devosi kepada bunda Yesus, yaitu Maria. Salah satu contohnya yaitu perarakan persembahan (mulai abad ke VII, di Roma), yang diiringi nyanyian ''Ave Maria gratia plena'' , yang berarti ''Salam Maria penuh rahmat'' . Secara khusus devosi tersebut dilestarikan di biara-biara. Pada abad X dan XI, dalam buku-buku doa para biarawan sering disebut doa ''Salam Maria''. Mulai abad XI muncullah kebiasaan untuk memberikan salam kepada Bunda Maria, bila seseorang melewati lukisan atau patung Bunda Maria. Pada saat-saat demikian dinyanyikan atau diucapkan kata-kata ''Ave Maria'' atau ''Salam Maria''. Perlu diketahui bahwa pada saat itu belum dikenal doa ''Salam Maria'' dengan rumusan seperti sekarang. Yang dikenal hanyalah bagian pertamanya saja, yaitu sampai dengan kata-kata "... buah tubuhmu ". Sehabis kata-kata ini biasanya orang berlutut untuk menghormati Yesus, ''buah tubuh'' Maria itu. Jumlah ''Salam Maria'' yang sempat didaraskan dihitung pada tali Paternoster (seuntai tali yang berikat-ikat atau bermanik-manik, yang mula-mula dipakai untuk menghitung doa Bapa Kami). Rangkaian doa ''Salam Maria'' yang diucapkan 150 kali diberi nama Kitab Mazmur Maria . Lama kelamaan 150 Salam Maria itu dibagi menjadi 3 bagian, yaitu masing-masing berjumlah 50 saja. Rangkaian Salam Maria yang berjumlah 50 tersebut diberi nama '' Korona '', yang berarti ''Mahkota''. Kata ini mengingatkan orang akan hiasan-hiasan bunga yang pada masa itu sering dipakai pada patung-patung Maria. Hiasan itu mirip mahkota, atau topi. Bagian kedua doa ''Salam Maria'', yang berisi " Santa Maria, bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin ", menjadi doa resmi sejak Paus Pius V (tahun 1568) menerbitkan ensiklik ''Breviarium''. Namun demikian bagian kedua itu baru diterima umum pada abad XVII. Kebiasaan untuk menghubung-hubungkan doa ''Salam Maria'' yang diulang-ulang itu dengan berbagai peristiwa tentang Yesus, sudah ada sejak abad XIV. Dan ada pula kebiasaan untuk menambahkan kata-kata pelengkap, seperti misalnya, "Yang didera dengan kejam," atau "Yang dimahkotai duri," setelah kata "...buah tubuhmu" dan diikuti nama Yesus, dan sejumlah kalimat lain yang sejenis, dan dikutip dari Kitab Suci. Pada abad XV ada seorang biarawan, yaitu Dominikus dari Prusia, yang adalah seorang novis, dan sesuai dengan anjuran pemimpin biaranya ia berusaha menggabungkan dua praktek doa dan renungan, yaitu doa Salam maria, yang 50 kali, dan renungan mengenai kehidupan Yesus dan ibu-Nya. Pada tahun 1410 ia menyusun 50 seruan penutup doa Salam Maria, yang dapat langsung dihubungkan dengan nama Yesus, yang pada saat itu menjadi kata penutup doa. Seruan-seruan rima dengan antusias sekali, dan segera menjadi populer baik dalam bahasa Latin maupun dalam bahasa Jerman. Seruan-seruan tambahan itu biasanya dibacakan oleh orang-orang yang pandai membaca (pada saat itu tidak semua orang bisa membaca). Mulai tahun 1475, di Gereja mulai bermunculan serikat-serikat yang mempopulerkan doa rosario. Dengan munculnya seni cetak, daftar 15 peristiwa yang ditetapkan sebagai landasan doa rosario mulai dikenal secara luas. Daftar tetap dari 15 peristiwa rosario itu kiranya disusun di Spanyol, ditetapkan di negeri itu sejak tahun 1488. Daftar itulah yang disahkan oleh Paus Pius V, seorang biarawan Dominikan, ketika beliau menetapkan rosario sebagai doa yang sah (tahun 1569). Setahun sebelumnya Paus Pius V mensahkan teks doa Salam Maria, yang sampai sekarang tidak diubah. Bahan diambil dari majalah Fetes et Saisons.

1

Licik Seperti Ular Dan Tulus Seperti Merpati

Mungkin anda akan berpikir aneh ketika membaca artikel ini... "Licik Seperti Ular Dan Tulus Seperti Merpati" tetapi sebenarnya Itulah Perintah Alkitab....
Mari kita mulai membahasnya
Ketika kita mendengar kata ULAR apa yang kita pikirkan...??? pasti kita merasa takut jijik dan lain sebagainya.... dalam legenda bangsa Yunani ular di jadikan sebagai Medium untuk pengaruh Setan (Kitab Perjanjian Lama,Kejadian). lho...kenapa kita malah di suruh untuk licik seperti ular...??? sedangkan burung merpati putih di jadikan simbolnya roh kudus.. ini adalah dua medium yang sangat berbeda.
sebenarnya iblis yang sering disimbolkan sebagai ular tidak terlalu pintar untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa, iblis itu hanya suka "pinteri" orang.... coba anda bayangkan kalau kita itu licik seperti iblis yang simbolnya adalah ular..yang ada malah kita suka menipu orang lain di sekeliling kita... maka Yesus berkata dalam Alkitab jangan berbuat jahat..... sebaliknya jika kita hanya memiliki ketulusan seperti merpati...yang ada malah kita selalu di bodohi.... karna itu dalam surat Amsal mengatakan jangan bodoh....
jadi, kalau kita hanya licik kita pasti akan jatuh ke dalam dosa karena selalu menipu orang dan sebaliknya jika kita hanya memiliki ketulusan maka kita juga berbuat dosa karena kita gampang di bodohi...
tetapi jika kita Licik Seperti Ular Dan Tulus Seperti Merpati maka kita tidak akan menipu dan kita juga tidak akan dibodohi. Amin
By. Yotam Jr

0

Gereja Katolik Roma dan peradaban manusia

Peran Gereja Katolik Roma di dalam peradaban manusia sangat berkaitan erat dengan sejarah dan terbentuknya Masyarakat Barat. Sebagian besar dari 2000 tahun sejarahnya, Gereja telah menjadi sumber utama dari perkembangan pendidikan, ilmu pengetahuan dan ekonomi, dan menjadi penyumbang berbagai pelayanan sosial di banyak negara di seluruh dunia.

Doktrin Gereja dan ilmu pengetahuan
Peta lokasi perguruan-perguruan tinggi abad pertengahan yang didirikan oleh para siswa, pendidik, bangsawan dan imam Katolik.

Para ahli sejarah ilmu pengetahuan, termasuk diantaranya orang-orang non-Katolik seperti J.L. Heilbron,[1] Alistair Cameron Crombie, David C. Lindberg,[2] Edward Grant, Thomas Goldstein,[3] dan Ted Davis, telah berpendapat bahwa pihak Gereja memiliki sebuah pengaruh yang penting dan positif terhadap perkembangan peradaban manusia. Mereka beranggapan bahwa, tidak saja para biarawan menyelamatkan dan menumbuh-kembangkan sisa-sisa peradaban kuno selama masa penjajahan kaum barbar, namun juga bahwa pihak Gereja memajukan pembelajaran dan ilmu pengetahuan melalui sokongannya pada banyak universitas abad pertengahan yang, dibawah kepemimpinannya, tumbuh berkembang dengan pesat di Eropa pada abad ke-11 dan ke-12. Santo Thomas Aquinas, sang teolog teladan gereja, tidak saja berargumen bahwa akal budi itu selaras dengan iman. Ia bahkan menerima keberadaan akal budi sebagai sesuatu yang dapat memberikan sumbangan kepada pengertian yang lebih jauh mengenai wahyu ilahi, dan oleh karenanya mendorong perkembangan intelektual. [4] Para imam yang juga cendekiawan Gereja Katolik Roma, dimana kebanyakan diantara mereka adalah imam Yesuit, adalah para pelopor utama di bidang ilmu astronomi, genetika, geomagnetika, meteorologi, seismologi, dan fisika tenaga surya. Mereka menjadi "Bapak" dari cabang-cabang ilmu pengetahuan ini. Penting untuk disebutkan pula adalah nama-nama tokoh penting gereja seperti kepala biara Augustinian Gregor Mendel (pelopor dalam penelitian genetika), Roger Bacon (seorang biarawan Fransiskan yang merupakan salah satu pendukung terbentuknya metode ilmiah), dan imam Belgia Georges LemaƮtre (orang pertama yang mengajukan teori Big Bang dalam penciptaan alam semesta). Lebih banyak lagi adalah orang-orang awam Katolik yang terlibat dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan: Henri Becquerel yang menemukan radioaktivitas; Luigi Galvani, Alessandro Volta, Andre-Marie Ampere, Guglielmo Marconi, pelopor dalam bidang listrik dan telekomunikasi; Antoine Lavoisier, "bapak kimia modern"; Andreas Vesalius, pendiri ilmu anatomi tubuh manusia modern; dan Augustin Louis Cauchy, salah seorang ahli matematika yang meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi kalkulus.

Kenyataan ini berada di sisi yang berlawanan dengan pandangan yang dipegang oleh beberapa filsuf abad penerangan, yakni bahwa doktrin-doktrin gereja sepenuhnya adalah takhyul belaka dan menghambat perkembangan peradaban manusia. Pandangan ini juga digunakan oleh negara-negara komunis dalam sistem pendidikan dan propagandanya untuk menampilkan pandangan yang negatif terhadap paham Katolik kepada warganegaranya.

Contoh yang paling terkenal yang dirujuk oleh para filsuf kritikus abad pencerahan ini adalah Galileo Galilei yang pada tahun 1633 dicela atas bersikerasnya untuk tetap mengajarkan bahwa alam semesta adalah heliosentris (berputar pada matahari), suatu pandangan yang diajukan oleh Nicolaus Copernicus yang kemungkinan besar adalah juga seorang imam[5]. Setelah melalui penyelidikan selama bertahun-tahun, berbagi konsultasi dengan para Sri Paus, janji-janji yang ditepati untuk kemudian dilanggar oleh Galileo, dan akhirnya sebuah pengadilan oleh Peradilan Inkuisisi Romawi dan Seluruh Dunia, Galileo diputuskan sebagai seseorang yang "dicurigai menentang ajaran Gereja" - dan bukannya seseorang yang terbukti bersalah melawan ajaran Gereja, seperti yang seringkali diceritakan. Walau nantinya ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa dua dari empat hipotesis yang dijunjung dengan teguh oleh Galileo ternyata salah, yaitu hipotesis bahwa matahari adalah pusat alam semesta, dan bahwa bumi mengelilingi matahari dalam sebuah orbit lingkaran yang benar-benar bundar, Paus Yohanes Paulus II, pada tanggal 31 Oktober 1992, secara publik menyatakan penyesalan atas tindakan-tindakan umat Katolik yang memperlakukan Galileo dengan buruk di masa pengadilan tersebut. [6] Sebuah gambaran dari tindakan-tindakan dalm usaha untuk menjatuhkan Galileo tersedia di Arsip Rahasia Vatikan, yang mencetak ulang sebagian dari gambaran ini di situs internetnya. Kardinal John Henry Newman, di abad ke-19, menyatakan bahwa mereka yang menyerang Gereja hanya bisa merujuk pada kasus Galileo, yang bagi kebanyakan ahli sejarah sama sekali tidak membuktikan penentangan Gereja terjadap ilmu pengetahuan semenjak banyak anggota Gereja pada masa itu justru didorong oleh pihak Gereja untuk melanjutkan penelitian mereka.[7]

Baru-baru ini, Gereja telah dikritik dan dipuji atas ajarannya bahwa penelitian batang sel embrio adalah sebuah bentuk percobaan pada diri manusia, dan, oleh karenanya, menyebabkan pembunuhan terhadap seorang manusia. Kritik-kritik dilontarkan atas dasar anggapan bahwa doktrin ini menghalangi penelitian ilmiah. Pihak Gereja berpendapat bahwa perkembangan di bidang obat-obatan bisa terjadi tanpa pembunuhan manusia (yang masih dalam tahap kehidupan embrio); contohnya, bisa saja menggunakan batang sel dewasa atau batang sel ari-ari menggantikan batang sel embrio.
[sunting] Gereja, kesenian, sastra, dan musik

Beberapa ahli sejarah memberikan penghargaan kepada Gereja Katolik Roma atas sumbangsihnya terhadap kehebatan dan keagungan kesenian dunia Barat. Mereka merujuk pada penentangan konsisten Gereja terhadap ikonoklasme Byzantium - yakni sebuah gerakan yang menentang penggambaran kasat mata terhadap unsur ilahi, keteguhan Gereja pada pendirian bangunan-bangunan yang pantas sebagai tempat ibadah, rujukan berulang-kali Santo Agustinus dari Hippo pada ayat-ayat Kitab Kebijaksanaan 11:20 (Tuhan meng-"atur menurut ukuran, jumlah dan timbangan") yang menyebabkan lahirnya konstruksi-konstruksi geometris arsitektur Gothik, sistem pemikiran akademiah yang logis bernama Summa Theologiae yang mempengaruhi tulisan-tulisan Dante Alighieri yang konsisten secara intelektual, karya kreasi Gereja dan teologi sakramen Gereja yang mengembangkan imajinasi Katolik yang mempengaruhi penulis-penulis seperti J. R. R. Tolkien[8], C.S. Lewis, dan William Shakespeare,[9] dan tentunya, perlindungan para paus zaman Renaisans terhadap karya-karya agung seniman-seniman Katolik seperti Michelangelo, Raphael, Bernini, Borromini and Leonardo da Vinci. Disamping semua hal ini, kita mesti juga memperhitungkan kekayaan musik-musik religi yang diciptakan bagi Gereja Katolik Roma, sebuah kekayaan yang sangat erat dengan kelahiran dan perkembangan tradisi Eropa akan musik klasik, dan tentunya juga, semua musik yang telah dipengaruhi olehnya.
[sunting] Gereja dan perkembangan ekonomi

Francisco de Vitoria, salah seorang murid dari Santo Thomas Aquinas dan seorang pemikir Katolik yang mempelajari masalah-masalah mengenai hak-hak asasi manusia penduduk asli daerah-daerah yang dikolonialisasi, dipandang oleh Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai Bapak Hukum Internasional, dan saat ini oleh ahli-ahli sejarah ekonomi dan demokrasi dirujuk sebagai pelopor utama dari demokrasi dan perkembangan ekonomi yang sangat cepat di dunia Barat.[10]
Sejarawan rumah sakit, Guenter Risse, mengatakan bahwa Gereja mempelopori perkembangan suatu sistem rumah sakit yang ditujukan untuk melayani kaum papa.

Joseph Schumpeter, seorang ahli ekonomi di abad ke-20, sembari merujuk pada unsur-unsur akademiah, menulis "adalah mereka (pihak gereja) yang berada di posisi paling berhak akan gelar 'pendiri' ilmu ekonomi ilmiah dibandingan dengan kelompok-kelompok lainnya".[11] Ahli-ahli ekonomi dan sejarah lainnya, seperti Raymond de Roover, Marjorie Grice-Hutchinson, dan Alejandro Chafuen, juga mengeluarkan pernyataan yang senada. Sejarawan Paul Legutko dari Universitas Stanford mengatakan bahwa Gereja Katolik Roma "berada di pusat perkembangan berbagai nilai, ide, ilmu pengetahuan, hukum dan institusi yang mendasari apa yang kita kenal sebagai peradaban dunia Barat".[12]
[sunting] Keadilan sosial, perawatan, dan sistem rumah sakit

Gereja Katolik Roma telah menyumbangkan kepada masyarakat doktrin-doktrin sosialnya yang telah membimbing para pemimpin untuk memajukan keadilan sosial dan mengembangkan sistem rumah sakit untuk merawat seseorang di Eropa pada abad pertengahan yang berbeda dengan konsep kesediaan untuk merawat berdasarkan balas jasa dari adat Yunani dan kewajiban merawat seseorang atas dasar hubungan keluarga dari adat Romawi. Rumah sakit-rumah sakit ini didirikan untuk melayani "kelompok-kelompok sosial tertentu yang tersisihkan akibat kemiskinan, penyakit, dan usia" menurut ahli sejarah rumah sakit Guenter Risse. [13]

Pada tanggal 14 Nopember 2006, Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat juga mengeluarkan dokumen Ministry to Persons with a Homosexual Inclination (Pelayanan bagi Orang-orang dengan kecenderungan homoseksual) untuk memberikan "garis pedoman terhadap pelayanan gerejawi terhadap orang-orang dengan kecenderungan homoseksual".

http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Katolik_Roma_dan_peradaban_manusia

0

Abad ke-21 Benediktus XVI, Paus pertama yang terpilih pada abad ke-21

* 30 April 2000 : Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi St. Faustina dan menentukan Hari Minggu sesudah Paskah sebagai Hari Minggu Belas-Kasih Ilahi dalam Kalender Romawi Umum, yang mulai berlaku sejak tahun 2001.
* 1 Januari 2001: Abad ke-21 dan milenium baru dimulai. Gereja mengkhidmatkan permulaan milenium Kristiani ketiga dengan memperpanjang sampai ke sebagian tahun 2001, tahun Yubileum yang diperingati Gereja tiap 25-tahun sekali. Khusus untuk tahun 2000, disebut Yubileum Agung.
* 6 Januari 2001: Yohanes Paulus II mengeluarkan Novo Millennio Ineunte, sebuah program bagi Gereja dalam milenium baru, dalam mana dia menempatkan kekudusan melalui latihan doa sebagai prioritas terpenting dari Gereja Katolik sejalan dengan tujuannya.
* 18 Januari 2002: Mantan iman John Geoghan didakwa melakukan perundungan seksual terhadap anak-anak dan dijatuhi hukuman penjara 10 tahun, sebagai bagian dari skandal pelecehan seksual. Kasus Geoghan merupakan salah satu dari skandal-skandal terburuk dalam Gereja Katolik di zaman modern.
* 2 April 2005: Paus Yohanes Paulus II meninggal-dunia pada usia 84 tahun. Pemakamannya disiarkan ke segenap penjuru dunia melalui media modern. Jutaan peziarah Katolik pergi ke Roma untuk memberikan penghormatan terakhir.
* 19 April 2005: Joseph Kardinal Ratzinger asal Jerman terpilih oleh Dewan Kardinal sebagai Paus Benediktus XVI, dan menjadi paus pertama yang terpilih pada abad ke-21 dan pada milenium ke-3.
* 18 Agustus 2005: Paus Benediktus XVI berkunjung ke Cologne, Jerman, kunjungan pertamanya di luar Italia. Melanjutkan Hari Pemuda Dunia yang dimulai oleh pendahulunya.
* 12 September 2006: Paus Benediktus XVI memberikan ceramah "Iman, Akal Budi serta Kenangan dan Renungan Universitas" di University of Regensburg. Mengutip Kaisar Manuel II Paleologus: "Tunjukkan padaku hal baru yang dibawa Muhammad, dan hal-hal yang akan kau dapati hanyalah keburukan dan ketidakmanusiawian, seperti perintah untuk menyiarkan dengan pedang iman yang dikhotbahkannya." dalam sebagian kecil dari ceramahnya mengenai iman dan akal budi, irasionalitas dari kekerasan, dan program de-helenisasi membangkitkan reasksi-reaksi keras dan mematikan dari umat muslim di seluruh dunia.[15][16][17][18][19]
* 7 Juli 2007: Motu proprio Summorum Pontificum dikeluarkan oleh Paus Benediktus XVI yang secara eksplisit memperbolehkan Missale Romanum tahun 1962 sebagai bentuk luar-biasa dari Ritus Romawi. Harapan akan pemulihan skisma antara SSPX dan Gereja Katolik tersirat dalam surat lampiran pada motu proprio tersebut.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gereja_Katolik

0

Pelayanan Yesus dan Berdirinya Gereja Yesus sebagai Kristus pantokrator

Dasar institusional Gereja Katolik adalah pribadi dan ajaran-ajaran Yesus Kristus (lahir 6-4 SM di Betlehem, wafat 33 Masehi di Yerusalem) seperti yang tercantum dalam keempat Injil karya Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Injil-Injil tersebut menggambarkan Yesus sebagai seorang tukang kayu Yahudi dari daerah Galilea, yang adalah tokoh yang dijanjikan, Sang Mesias atau yang diurapi (Christos dalam Bahasa Yunani, asal-muasal gelar Yesus Kristus), dan Putera Allah, sebagai penggenapan nubuat Perjanjian Lama. Oleh karena itu Katolisisme memandang dirinya sebagai kelanjutan dari Yudaisme, serta memandang Allah umat Kristiani dan Allah umat Yahudi sebagai pribadi yang satu dan sama. Gereja Katolik adalah Gereja yang sama dengan Gereja yang dahulu didirikan oleh Yesus Kristus dan berkelanjutan sampai sekarang berkat kontinuitas sejarah melalui suksesi apostolik tak-terputus yang berawal dari pimpinan para rasul, Simon Petrus dan oleh karena itu berawal dari Kristus sendiri.

Menurut keempat Injil, ketika Yesus berusia tiga puluh tahun (Lukas 3:23), dia meninggalkan kota Nazaret dan memulai sebuah pelayanan dakwah dan mukjizat kesembuhan. Dalam dakwahnya, dia menyerukan pertobatan (Markus 1:15), memperkenalkan Allah sebagai Bapa yang pengasih dan pengampun. Dia juga mengimbau orang-orang untuk meneladani kebaikan dan kasih Allah pada segala makhluk. Dia menarik beberapa orang yang menganggapnya sebagai seorang Rabi dan yang pada beberapa kasus meragukan apakah benar Dialah Sang Al-Masih itu. Dia, bagaimanapun, membangkitkan oposisi dari pimpinan dan otoritas religius Yahudi. Mereka menilai ajaran-ajarannya berbahaya bagi doktrin dan praktek Yahudi tradisional, serta merasa bahwa pernyataan-pernyataanNya mengenai identitas pribadiNya merupakan hujat. Injil Matius Pasal 16 meriwayatkan sebagai berikut:

13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.. 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." 20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.

Injil-Injil merinci hari-hari terakhir Yesus, ketika, kemungkinan besar pada usia tigapuluhan pertengahan, Yesus ditangkap oleh Sanhedrin di Yerusalem dan didakwa melakukan hujat. Di hadapan sidang Sanhedrin, Dia menyatakan diri sebagai Al-Masih. Sanhedrin kemudian mempersuasi otoritas Kekaisaran Romawi, yang memerintah kawasan itu sebagai Provinsi Iudaea, untuk menjatuhiNya hukuman mati; yang oleh karena itu, Dia dicambuk, dipukul, dan disalibkan. Sengsara Kristus diriwayatkan kembali dalam Injil-Injil, menuturkan kejadian-kejadian pada hari Jumat Agung (dimulai pada saat yang sekarang diaanggap sebagai waktu petang hari Kamis), yang berlangsung hingga hari Paskah, tatkala, menurut Kitab Perjanjian Baru, Yesus bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Menurut perhitungannya sendiri, Gereja dimulai pada hari pertama Pentakosta ketika Roh Kudus turun ke atas para rasul dan para murid di dalam Ruang Atas.

Sebelumnya Yesus telah mengatakan bahwa Dia akan mempercayakan kepada Simon Petrus kunci-kunci Kerajaan Surga setelah menyebutnya diilhami oleh Allah Bapa bahwa di atas "batu karang" (Bahasa Latin : Petrus, Bahasa Yunani Petros, Bahasa Aram Kefa) Petrus, Yesus akam mendirikan GerejaNya. Simon Peter disebut-sebut lagi dalam konteks Injil Yohanes, pasal 21 dengan perintah-perintah lisan eksplisit untuk "Gembalakanlah domba-dombaKu", "Gembalakanlah domba-dombaKu", dan "Gembalakanlah domba-dombaKu" pada ayat 15 sampai 17, sebagai berikut:

15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaKu." 16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaKu." 17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaKu.

Berdasarkan ayat-ayat Kitab Suci inilah Gereja Katolik percaya bahwa Paus adalah penerus Santo Petrus dan pimpinan tunggal dari segenap Gereja di atas bumi. Doktrin-doktrin otoritas kepausan dan Primasi Pontif Romawi terus menjadi sumber kontroversi antara Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Kristiani lainnya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gereja_Katolik

0

Drama Kesengsaraan Yesus Kristus

Mereka yang menghujat Yesus





Yesus di salibkan